Jumat, 08 November 2013




Komponen dasar yang terdapat pada kamera DSLR (sebagian terdapat juga pada kameraRangefinder), yaitu:
·         Lensa
·         Diafragma (Aperture)
·         Rana (Shutter)
·         Sensor gambar digital (Digital Image Sensor)
·         Memory Card
·          Layar LCD
·         Flash eksternal
·         Jendela bidik (viewfinder)

Lensa

Sebuah lensa merupakan serangkaian elemen canggih yang biasanya terbuat dari kaca. Lensa dibentuk untuk membiaskan dan memfokuskan pantulan cahaya dari objek pada titik-titik tertentu. Sebelum membentuk gambar, interaksi pertama dengan pantulan cahaya yang datang dari objek adalah melalui sebuah lensa kamera.

Jenis-Jenis Lensa Secara Umum:

Meskipun ada banyak sub kategori jenis lensa, pada dasarnya jenis lensa yang umum dikenal adalahtele, wideangle, zoom, dan prima. Semua lensa ini melakukan fungsi dasar yang sama yaitu menangkap cahaya reflektif dari subjek dan memfokuskan pada sensor gambar namun caramengirimkan cahaya yang dipantulkan objek berbeda.

Lensa Tele; Karakteristik dari lensa ini adalah mendekatkan objek tetapi mempersempit sudut pandang. Lensa ini biasanya digunakan oleh fotografer olahraga dan fotografer binatang liar untuk mengambil objek foto yang jaraknya jauh.

           Lensa Sudut Lebar (Wide Angle); Lensa ini kebalikan dari lensa tele yaitu lensa yang mempunyai focal length pendek. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil dari pada ukuran sebenarnya dan dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit.

3.                              Lensa Zoom; Lensa zoom memiliki kemampuan untuk mengubah focal length dari wide angle ke standar dan dari standar ke zoom sehingga sangat fleksibel untuk digunakan karena memiliki rentang focal length yang cukup lebar. Lensa jenis ini di kenal juga sebagai lensa sapu jagad, akan tetapi lensa ini rawan getar, maka dari itu lensa zoom yang memiliki Image Stabilization sangat dianjurkan. 
4.            
4.                              Lensa Prime atau Fixed Lens; Lensa yang hanya memiliki satu rentang fokal sehingga tidak bisa menggunakan zoom. Untuk yang baru belajar fotografi, lensa prime lensa yan baik untuk belajar karena Anda dipaksa untuk bergerak dan mengambil sudut pandang yang lebih baik

Diafragma (Aperture) atau Bukaan Lensa

Aperture adalah bukaan pada lensa untuk mengatur volume cahaya yang masuk menuju sensor gambar digital. Eksposure dari sebuah gambar ditentukan oleh kombinasi kecepatan rana (Shutter Speed) dan bukaan Aperture. Bukaan Aperture yang besar akan memberikan cahaya lebih banyak melewati lensa. Aperture diukur dalam f-stop dan setiap stop melambangkan jumlah cahaya yang diterima. Aperture jika dikombinasikan dengan Focal Length akan menentukan ketajaman dari gambar yang dihasilkan (Depth of Field).
Diafragma (Aperture) sebuah lensa

f-stop

Fotografer melakukan penyesuaian bukaan Aperture dengan mengatur f-stop. f-stop merupakan rasio dari focal length lensa terhadap diameter bukaan Aperture. 

Sebagai contoh, lensa dengan focal length 50mm dan diameter bukaan Aperture 12.5mm akan menghasilkan nilai f-stop f4 (50 ÷ 12.5 = 4). Jadi semakin besar nilai numerik f-stop, bukaan Aperture semakin kecil. Contoh jika di set f2 maka bukaan Aperture adalah besar dan jika di set f22 maka bukaan Aperture adalah kecil.
 
Ketajaman Gambar (Depth of Field, DoF)

DoF adalah bidang gambar yang fokus dari latar depan (foreground) dan latar belakang (background) yang ditentukan oleh kombinasi kombinasi bukaan Aperture dan Focal Length lensa. Aperture yang kecil akan menghasilkan DoF yang lebih besar. Misal jika Aperture di set f2 maka akan menghasilkan ruang tajam yang kecil, artinya fokus yang ditangkap kamera hanya tertuju pada objek itu sendiri sementara foreground dan background nya akan blur. Jika Aperture di set f22 maka akan menghasilkan ruang tajam yang besar, artinya fokus akan didapat pada foreground, background dan objek itu sendiri.

Kesimpulannya, ketajaman gambar (DoF) bergantung kepada:
·                     Aperture, semakin kecil Aperture semakin besar DoF.
·                     Focal Length, semakin panjang Focal Length semakin kecil DoF.
·                     Jarak pemotretan, semakin dekat jarak pemotretan semakin kecil DoF.



Shutter (Rana)
Shutter adalah suatu mekanisme untuk mengontrol durasi cahaya yang masuk ke kamera menuju sensor gambar digital yang diaktifkan ketika menekan tombol untuk memotret. Ketika kamera dalam keadaan diam, maka shutter akan menutupi semua bagian sensor dan posisi cermin pantul (reflexing mirror) ke arah bawah sehingga mata dapat melihat objek yang akan di foto. Ketika tombol untuk memotret ditekan, maka posisi cermin pantul menutup keatas dan bersamaan dengan itu Shutter akan membuka dan membiarkan cahaya masuk menuju sensor.


Lamanya durasi cahaya yang masuk disebut dengan Shutter Speed, satuannya dalam rentang detik dan 1/sekian detik. Biasanya diset dalam interval “1 stop“, sama halnya dengan aperture, setiap penambahan 1 stop berarti jumlah cahaya yang masuk menjadi 2 kalinya dan sebaliknya setiap pengurangan 1 stop berarti jumlah cahaya yang masuk menjadi ½ kalinya. Range intervalnya adalah sebagai berikut:
…1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2 ,1, 2, 4, 8, 15, 30….
Semakin ke kiri berarti semakin cepat kecepatan shutternya dan semakin sedikit cahaya yang bisa masuk, sebaliknya semakin ke kanan, berarti semakin lambat kecepatan shutternya dan semakin banyak cahaya yang masuk.
Slow Shutter Speed
Teknik ini menggunakan Shutter Speed yang rendah (angka yang besar), biasa digunakan untuk kondisi pencahayaan yang kurang. Shutter nya dibiarkan terbuka lebih lama agar cahaya yang masuk semakin banyak untuk menghasilkan objek yang diinginkan. Pada Slow Shutter Speed disarankan untuk menggunakan tripod untuk mencegah kamera goyang pada saat pengambilan gambar yang akan menghasilkan gambar yang blur atau berbayang.
High Shutter Speed
Pada teknik ini Shutter Speed berkecepatan tinggi (angka yang kecil), teknik ini berguna untuk menagkap suatu momen dengan cepat, biasanya digunkan untuk fotografi olahraga, satwa, dll.

ISO
Hal yg perlu diketahui adalah ISO. kata ISO sama dgn ASA seperti pada kamera manual yang memakai roll film. Cuma yg perlu anda ketahui, semakin rendahnya angka ISO seperti 100, tingkat kepekaan cahayanya semakin kecil maksutnya jika memotret di dalam ruangan agak remang2 dengan menggunakan ISO 100 (rendah) maka hasilnya akan gelap, tapi lihat kebutuhan juga karena kadang memang disengaja untuk mendapat hasil yg dramatis, biasanya kalau saya ISO 100 dipakai waktu outdoor dan cuaca cerah.
Begitu sebaliknya semakin tinggi nilai ISO misalnya 1600, semakin besar tingkat kepekaan cahayanya, biasanya ISO 1600 digunakan pada saat situasi terjepit misalnya tidak boleh menggunakan flash dan kondisi ruangan gelap, hasilnya mungkin bisa terang tapi gambar kasar (noise), seperti bintik2 warna warni.
kalau saya sendiri misalnya motret di ruangan, saya pakai ISO 200 juga terkadang 400, untuk 800 dan 1600 sangat jarang, tergantung kebutuhan.


Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

    A.C. Milan